Selasa, 19 Februari 2019


Memulai Kembali

Akhirnya laman ini dibuka kembali. Sekitar satu semester lalu asal bikin dan asal tulis. Adalah malam terakhir di pesantren –tak mau menyia-nyiakan saat terakhir menggunakan fasilitas WiFi pesantren, wkwwkkkk- Ya sedih.. Ya seneng.. setelah siang harinya munaqosyah (kalimat yang diperhalus dari pembantaian ilmah, katanya..) akhirnya esok malamnya pindah tempat tidur, walaupun masih sama-sama di Jember. [Dear Mbak Dun.. ingat dengan malam packing itu kan?]
Sejak dulu ingin nge-blog untuk jurnal pribadi. Agar semangat tetap stabil. Karena sering kali Aku yang lalu sedikit lebih baik dari pada yang sekarang. Bila tidak ditulis, hampir semua kegiatan, target dan prinsip jadinya  uncontrol. Seperti satu semester ini, yang lebih banyak ber-hibernasi daripada berkegiatanl yang berfaedah. Yahh.. begitulah hidup. Makanya selain berikhtiar agar semuanya berjalan dengan baik jangan lupa tetap meminta limpahan kebaikan dan rahmat kepada yang maha kuasa. Ora ono doyo pikuatan kejobo klawan pitulunge Gusti Allah. 
Insyaallah kedepan, Jurnal perjalanan yang paling banyak dituliskan adalah perjalanan bersama al-Qur’an. Alhamdulillah Allah memilihku menjadikan bagian dari keluaraganya, setidaknya untuk saat ini dan mudah-mudahan seterusnya hingga di keabadian. Karena kami tidak tau akhir perjalanan ini akan seperti apa nantinya (T_T). Ya Allah biha.. Ya Allah biha.. Ya Allah bi chusnil khotimah.
Kenapa tulisan perjalanan bersama al-Qur’an yang diprioritaskan? Karena untuk meyakinkan dan menguatkan diri agar rasa cinta kepadanya tidak hambar, senantiasa berusaha melaksanakan seluruh ajaran, juga karena banyak yang menginginkan untuk dapat bersamanya dan mendapatkan syafa’atnya kelak, mudah-mudahan dari catatan harian ini dapat bermanfaat bagi khalayak banyak. Dan karena Aku tipikal orang yang teledor, diharapkan dengan menulis, aku akan malu bila semua yang aku tulis tidak Aku laksanakan. Terakhir agar semangat berdakwah dan berjuang itu tidak pernah padam.
Sebenarnya terdapat kekhawatiran dan ketakukan, karena barang siapa yang sering berbicara mengenai suatu hal, maka akan diuji dengan hal tersebut. Misalnya seorang yang sering membicarakan parenting maka akan diuji dengan anak-anaknya (lupa baca di buku apa). Sehingga khawatir sekali tulisan-tulisan ini akan menjadi ujian. Tapi kembali lagi pada the power of yaqin. Insayaallah, Allah senantiasa membantu. Semoga kedepan semua kebaikan senantiasa Istiqomah. Amin.